tolong di BAN project owner yang tidak serius atau mau menipu..

  1. 7 years ago

    kepada Admin yang terhormat, tolong di BAN project owner yang tidak serius atau mau menipu..

    contohnya project owner dengan id zmoerf, yang saya kutip isinya di bawah ini :

    link text

    karena di luar project.co.id ini, sejak 3 tahun yang lalu sampai saat ini, salah satu bidang yang saya tangani, adalah aplikasi baca meter. dan yang terakhir client saya, adalah pdam kelas kabupaten yang baru saja pemekaran, yang termasuk kecil (total pelanggannya hanya 3000an, PDAM kelas kabupaten rata-rata pelanggannya 10 ribu keatas). akan tetapi yang skala nya kecil itu saja, mereka mau bayar sebesar 150 juta rupiah, walaupun di cicil selama 3 tahun.

    si zmoerf ini, menurut hemat saya ada 2 kemungkinan tujuannya/niatnya,

    yang PERTAMA : dia menyama ratakan dengan aplikasi-aplikasi umumnya di google playstore yang kisaran harganya Rp. 50 ribu - Rp. 1 jutaan. kalau memang seperti itu alasannya, yang tidak sampai kemampuan berpikirnya adalah bahwa aplikasi-aplikasi di google play tersebut (untuk yang berbayar), biasanya bukan di tujukan untuk satu orang, dan yang bakal membeli bukan hanya satu orang, tapi chance nya adalah ratusan bahkan jutaan calon pembeli. jadi untuk aplikasi yang dijual di google play store tersebut, yang di incar keuntungannya oleh developernya adalah massalnya. mereka (developernya), menerapkan strategi 'mengumpulkan recehan'. bayangkan bahwa 50.000,- rupiah x 100 pembeli saja = 5.000.000 rupiah. bayangkan kalau pembelinya 10 juta orang, bayangkan lagi kalau harganya 250.000 rupiah.
    akan tetapi sangat berbeda untuk aplikasi taylor made yang hanya di peruntukkan untuk satu perusahaan/organisasi atau satu bidang, misalnya aplikasi baca meter, harga 3 juta itu = bunuh diri bagi developernya. (nanti di bawah saya jelaskan kenapa *).

    Mungkin ada rekan-rekan disini yang bertanya balik, bahwa aplikasi di google play store itu banyak juga yang free. jawabannya free disitu sebenarnya bukan benar-benar free. kita ambil contoh aplikasi whatsapp atau aplikasi sejenis, keliatannya memang free di sisi user/pengguna. tapi apa kalian ingat, bahwa aplikasi-aplikasi tersebut dulu sering masuk iklan di tv, misal kakao talk, disitu ada embel-embel telkomsel atau provider yang mana, saya lupa persisnya. nah disitulah letak pendapatan dari developernya. karena saya yakin telkomsel atau provider yang manapun yang memanfaatkan aplikasi tersebut sebagai sandingan dari product mereka, pasti bayar sejumlah royalti kepada developernya. itu baru di Indonesia, bayangkan bahwa provider telpon selular di luar negeri tentunya beda lagi. ada 10 provider saja yang beda negara, yang memanfaatkan aplikasi tersebut untuk di sandingkan dengan product mereka, tentunya uang si developer tidak main-main jumlahnya, di rekening mereka. (tidak mungkin kontrak dengan satu korporasi tersebut nilainya cuma seharga 50 ribu).
    Terus kita ambil lagi contoh game android online yang free, seven knights (saya kebetulan main game ini, di sela-sela waktu luang saya). memang aplikasi game ini free. tapi segala sesuatu yang di jual di dalam game (in-game item), tidaklah free. saya saja baru main kurang lebih 1.5 bulan, sudah mengeluarkan duit kurang lebih 3 juta an, kalau di total-total, untuk membeli rubynya. apakah lantas, aplikasi tersebut benar-benar free?, tentu tidak. di server korea asal developer game itu saja, mungkin uang mereka sudah milyaran, apalagi sejak awal tahun 2015 lalu (sekitar maret 2015), mereka membuka server game untuk asia dan global. bayangkan saja sendiri, mungkin uang mereka sudah triliunan dari menjual in-game item dalam game tersebut. emang sih aplikasinya free, tapi tetap saja banyak user yang rela merogoh sakunya, untuk beli in-game item dalam aplikasi tersebut. memang ada player/user yang benar-benar main free cash, tapi mungkin cuma pemain-pemain awal, atau pemain yang hanya mau icip-icip saja. pemain hardcore yang kebetulan baru gabung di game ini atau game manapun, pasti mau tidak mau harus beli dengan duit benaran, buat ngejar ketinggalan mereka.

    jadi bisa disimpulkan, kalau dasar pemikiran si zmoerf ini menaruh harga segitu, bila berdasarkan perhitungan diatas tetap tidak berdasar dan sa enak`e dewe.

    kemungkinan KEDUA : dia (si zmoerf) ini sebenarnya tahu pasaran aplikasi tersebut [fyi : BIMASAKTI adalah contoh salah satu product aplikasi untuk baca meter ini, yang termasuk pelopor di bidang ini, menerapkan sistem sewa, perpelanggan dengan kisaran 500 rupiah. bayangkan kalau pelanggan PDAM nya 30 ribu orang saja duitnya sudah 15.000.000 rupiah. dulu BIMASAKTI ini, yang saya tahu persis kontrak sewa dengan PDAM Banjarmasin. di Banjarmasin pelanggannya ada 140 ribu pelanggan di tahun 2012. di tahun itu pula (tepatnya bulan pebruari 2012) saya di tugaskan untuk mendevelop aplikasi baca meter tersebut dengan bayaran yang lebih murah (100 rupiah per pelanggan). selesai dan mulai running di bul

  2. maaf, tulisan saya terputus, dan saya lupa membackupnya, jadi saya sambung di reply ini :

    an juni 2012, saat itu saya dipercaya memang satu kecamatan dengan jumlah 30000 pelanggan. hingga di akhir tahun 2013 (sekitar oktober 2013) kontrak dengan bimasakti diputuskan, dan aplikasi saya mengcover ke 140 ribu pelanggan tersebut. sayangnya di akhir tahun itu juga (di bulan desember 2013), aplikasi saya `diminta` oleh pihak PDAM, dan akhirnya kontrak saya berakhir dengan PDAM Banjarmasin (waktu itu saya ikut logo koperasi karyawan PEDAMI Banjarmasin sebagai pemegang kontrak), berangkat dari situ hingga sekarang, saya menawarkan sendiri dan mendapatkan kontrak baru sepanjang 3 tahun dengan PDAM pulang pisau).], tapi dia ingin `meminjam` tangan para worker untuk mendapatkan aplikasi tersebut + source code dengan harga semurah-murahnya, untuk di jual/ditawarkan ke PDAM tertentu dengan harga setinggi-tingginya.

    jadi sekali lagi saya tidak bosan untuk menghimbau dan mengingatkan kepada para worker, jangan `memprostitusikan` profesi kalian, hanya lantaran tuntutan ekonomi atau karena baru lulus kuliah, takut menganggur, lantas mau dibayar murah, yang tidak rational. jangan sampai kalian para worker cuma dijadikan batu pijakan untuk orang lain, supaya bisa mencapai keinginan mereka.

    atas perhatian rekan-rekan worker/calon worker dan saudara admin yang terhormat, saya ucapkan terima kasih.

    best regard,

    ayi tito

    * penjelasan seputar baca meter :
    1. yang perlu diketahui adalah, bahwa memang benar di dunia maya, banyak terdapat library android untuk OCR (optic character recognition), bahkan yang free, contohnya `TESSERACT` dan lain-lain, tapi bukan berarti lantas itu menurunkan nilai pekerjaan ini. karena nanti tantangannya bukan disisi feature tersebut saja, tapi kaitannya dengan meter PDAM. meter PDAM beda letaknya dengan meteran PLN yang berada di atas, yang otomatis selalu bersih. meter PDAM terletak di atas tanah, yang berarti rentan dipengaruhi oleh kondisi sekelilingnya, misalnya meter bisa saja buram karena debu/kotoran, meter bisa saja berembun, atau terendam, atau kacanya pecah yang menyebabkan scan OCR kesulitan mengenali angka yang tertera. belum lagi masalah merk meter air yang tidak seragam, yang berarti font serta backgroundnya bisa berbeda-beda.

    2. report-report yang di minta selain daftar pelanggan, daftar tarif, dan lain-lain, juga termasuk daftar dan jumlah pelanggan yang terbaca, yang belum terbaca, yang terbaca dengan catatan (pagar kunci, meter buram, dan lain-lain), yang terdapat di aplikasi disisi desktop untuk admin atau verifikator di office (project starter mengistilahkan aplikasi DASHBOARD). dan menu-menu di aplikasi sisi admin ini, masih banyak lagi yang lain, yang lumayan kompleks).

    3. mengenai koordinat pelanggan, yang perlu diketahui adalah, GPS di android akurasinya hanya dalam meter, bukan centimeter. jadi untuk modul yang berkaitan dengan rute pembaca meter, itu pasti tidak akan bisa secara realtime menggunakan gps, jadi perlu disiasati juga, yang tentunya tidak simple.

    itulah kenapa, harga 3 juta tersebut sangat tidak masuk akal, untuk project dengan tingkat kerumitan seperti baca meter ini.

  3. halo gan

    komen dikit
    saya tidak membela owner project tsb

    mungkin memang klo owner tersebut adalah "makelar" atau bahkan "tangan kesekian" dari pemilik project.

    ibarat kata tangan pertama dapat tender 10jt, tangan ke 2 berubah jadi lebih 8 jt, sampai tangan ke sekian jadi 3jt.

    intinya "ada harga ada rupa", dan kalau dirasa harga tidak pantas ya tidak usah di bid.

    si owner memasang 3jt buktinya sampai 9 orang yang "bersedia" mengerjakan dengan rate segitu.

    melihat suatu masalah harus dari 2 sudut pandang
    sisi owner, mereka mungkin memang "makelar" dan mau profit alhasil keluarlah angka 3.
    kalau memang bukan makelar, "mungkin" mau cari yang murah.

    sisi worker, mereka mungkin "butuh uang" atau "3jt" itu gede menurut mereka.
    atau bisa jadi "ahh ini mah kerjaan gampang, gw udah pernah buat, tinggal edit dikit dapat deh tuh 3jt"

    kenapa ada motor harga 10jt dan motor 100an jt?
    jawabannya "ada harga ada kualitas"

    apalagi ini projects.co.id adalah "marketplace owner dan worker" jadi sah sah saja mau masang harga berapa saja

    no offense yah. cheers

  4. gpp gan,

    tapi saya perhatikan, sudah ada penawaran dari orang tsb sebelumnya, dengan penawaran 3.5 juta dari project owner, dan dia accept worker dengan penawaran 1.5 jt. tiba-tiba project ini ditawarkan lagi dengan harga 3 jt. kira-kira gimana?, bayangkan sendiri saja.

    tidak tersinggung kok, he he he.

    cuma merasa aneh saja, disini kadang saya perhatikan, workernya terlalu `baik hati`. nanti yang jadi manja dan diuntungkan, ya orang-orang macam yang contohkan sebelumnya tsb.

    terus terang sekitar 10 tahun yang lalu, waktu saya mengawali kiprah saya di dunia IT, bukan di project.id (terutama programming). saya dulu juga begitu lugunya, dikasih orang borongan kerjaan dibayar 1 juta pun rasanya sudah senang bukan kepayang. tapi lama-lama akhirnya setulus-tulusnya kita kerja, di titik tertentu perjalanan hidup kita, nanti kita akan sadari, di dunia ini, banyak orang yang bisanya cuma mengambil keuntungan dari orang-orang `lugu` nan energik seperti pengalaman saya dulu.
    hal itu, yang saya ingatkan atau himbau kepada yang lain-lain di komunitas ini (worker), agar jgn menyesal belakangan.

    untuk di project.id ini jujur saja, saya tidak terlalu mengharapkan dpt job, krn alhamdulillah, Tuhan mengasih saya rejeki yang cukup, di real world. disini saya cuma mencari chance, siapa tahu ada yang cocok job dan ownernya, tapi kalau tidak, tentu saya tidak kecewa.
    terima kasih.

    regard,

    ayi tito.

  5. Iya tuh gan, ane malah nemu tuh salah satu owner yang minta dibuatin aplikasi desktop dengan budget 1,5 (30 hari), kalau dibagi rata-rata perhari hanya dapat 50rb tuh gan, terus ane bid deh 4jt dengan alasan programmer itu bukan kuli. Terus yang punya project marah tuh gan, dibilangnya 500rb juga dapat karena udah ada template project yang lalu dari kita para programmer dan dibandingin pula dengan zahir yang sudah nggak bisa dicustom lagi programnya dan udah massal pemakainya. Sudah gitu ngaku-ngaku programmer pula.

    Kalau project kayak gitu diterima yang ada nggak sesuai gan penghasilan dengan hasil kerja.

  6. Iya tuh gan, ane malah nemu tuh salah satu owner yang minta dibuatin aplikasi desktop dengan budget 1,5 (30 hari), kalau dibagi rata-rata perhari hanya dapat 50rb tuh gan, terus ane bid deh 4jt dengan alasan programmer itu bukan kuli. Terus yang punya project marah tuh gan, dibilangnya 500rb juga dapat karena udah ada template project yang lalu dari kita para programmer dan dibandingin pula dengan zahir yang sudah nggak bisa dicustom lagi programnya dan udah massal pemakainya. Sudah gitu ngaku-ngaku programmer pula.

    Kalau project kayak gitu diterima yang ada nggak sesuai gan penghasilan dengan hasil kerja.

  7. Setuju... :)
    semoga owner" yang lain ikut baca dan lebih menghargai pekerjaan,
    termasuk bidang seni design... buset dah di web lain.. dihargai 50 - 250$, disini cmn 75 RB kwkwkwkwkw

  8. Admin5

    9 Apr 2016 Administrator

    Good day, teman-teman, @ayi.tito, @appzone dan teman-teman lainnya :)

    Terima kasih atas penjelasan Om @ayi.tito.

    Dalam hal ini, jawaban dari @appzone dapat mewakili. Untuk setiap project yang dipublish, mohon dapat di bid accordingly. Jika merasa budget yang dicantumkan project owner tidak mewakili harga seharusnya, silahkan bid di harga diatasnya. Boleh 2x lipat published budget, 3x, 20x juga diijinkan oleh sistem.

    Dalam hal ini, kami tidak dapat melihat adanya unsur penipuan.

  9. Itulah kenapa saya sejak gabung tahun 2014, eh tahun 2014 apa 2013 ya? belum pernah sekalipun bid. ;)
    Karena terlalu murah dihargainya dan sangat tidak masuk akal, apa lagi nanti juga kita kan kewajiban ngasih balas jasa ke projects.co.id. Mending nyari konvensional (diluar project.co.id ).
    ---
    Saya suka kata kata bang ayi.

    aya dulu juga begitu lugunya, dikasih orang borongan kerjaan dibayar 1 juta pun rasanya sudah senang bukan kepayang. tapi lama-lama akhirnya setulus-tulusnya kita kerja, di titik tertentu perjalanan hidup kita, nanti kita akan sadari, di dunia ini, banyak orang yang bisanya cuma mengambil keuntungan dari orang-orang `lugu` nan energik seperti pengalaman saya dulu.

    Salam,

  10. masalah ini sih balik lagi ke orang masing-masing, saya sendiri pembuat video iklan, video saya dijual lagi ke orang lain, ya ga masalah, yang masalah adalah klo anda sendiri yang menghargai diri anda semurah-murahnya.

    adek saya juga programmer lepasan, bikin software buat salah satu instansi, dibayar 5jt. ujung2nya dia misuh-misuh karena software yg dia buat ternyata dijual 150jt ke instansi yg bersangkutan (rupanya klien dia cuma makelar), saya ketawa, saya bilang "yang bego itu kamu, udah tau software ribet dihargai 5jt mau aja", walaupun dilain pihak saya jual video cuma 3jt permenit dan dijual ke US Navy (angkatan laut amerika serikat) seharga $3,000 permenit, yang penting bagi saya 3jt permenit sudah cukup, lagian klopun harga video saya $3,000 dijual ke NAVY US, masalahnya emang saya bisa jual video saya ke NAVY US ?

    jangankan disini, di fiverr jg banyak orang yg minta kerjaan pro padahal cuma bayar $5, manusia itu tamak, jadi kita yang harus pinter2 agar nggak ditipu ama orang-orang tamak

    Dean

  11. Admin5

    30 Apr 2016 Administrator

    @okiewardoyo okiewardoyo
    Itulah kenapa saya sejak gabung tahun 2014, eh tahun 2014 apa 2013 ya? belum pernah sekalipun bid. ;)
    Karena terlalu murah dihargainya dan sangat tidak masuk akal, apa lagi nanti juga kita kan kewajiban ngasih balas jasa ke projects.co.id. Mending nyari konvensional (diluar project.co.id ).
    ---
    Saya suka kata kata bang ayi.

    Saya juga suka kata-katanya bang ayi, tapi seperti post saya di https://projects.co.id/community/31-anda-berpotensi-di-ban-permanen-jika-melakukan-kesepakatan-di-l/p1#p1223, kita semua punya pilihan masing-masing dan itu harus dihormati.

    Jika Om @okiewardoyo tidak pernah ngebid sejak awal bergabung (desember 2014) dan secara rutin mendapatkan orderan dari "luar" dan TIDAK PERNAH bermasalah dengan project yang didapat dari "luar" tersebut termasuk masalah pembayaran dan scope project, itu adalah hal yang baik.

    Jika saya di posisi Om @okiewardoyo, mungkin saya akan melakukan hal yang sama hingga nanti suatu saat saya menemukan fakta bahwa menggunakan platform semacam Projects.co.id jauh lebih aman dan menguntungkan buat saya.

    Di dunia ini siapa yang mau membayar kepada siapapun yang tidak memberikan benefit kepada dirinya kecuali ia di bawah ancaman?

    Anyway, good luck selalu!

  12. Admin5

    30 Apr 2016 Administrator

    @FoxScribe masalah ini sih balik lagi ke orang masing-masing, saya sendiri pembuat video iklan, video saya dijual lagi ke orang lain, ya ga masalah, yang masalah adalah klo anda sendiri yang menghargai diri anda semurah-murahnya.

    adek saya juga programmer lepasan, bikin software buat salah satu instansi, dibayar 5jt. ujung2nya dia misuh-misuh karena software yg dia buat ternyata dijual 150jt ke instansi yg bersangkutan (rupanya klien dia cuma makelar), saya ketawa, saya bilang "yang bego itu kamu, udah tau software ribet dihargai 5jt mau aja", walaupun dilain pihak saya jual video cuma 3jt permenit dan dijual ke US Navy (angkatan laut amerika serikat) seharga $3,000 permenit, yang penting bagi saya 3jt permenit sudah cukup, lagian klopun harga video saya $3,000 dijual ke NAVY US, masalahnya emang saya bisa jual video saya ke NAVY US ?

    jangankan disini, di fiverr jg banyak orang yg minta kerjaan pro padahal cuma bayar $5, manusia itu tamak, jadi kita yang harus pinter2 agar nggak ditipu ama orang-orang tamak

    Dean

    Well said, Om Dean :)

  13. Mulai hari Ini saya berfikir...

    Mungkin Kita "worker" harus Membayar agar bisa dapat project, dan Project Owner harus dibayar agar mau kasih project...

  14. Setuju dengan Om @ayi.tito

    tapi lama-lama akhirnya setulus-tulusnya kita kerja, di titik tertentu perjalanan hidup kita, nanti kita akan sadari, di dunia ini, banyak orang yang bisanya cuma mengambil keuntungan dari orang-orang `lugu` nan energik seperti pengalaman saya dulu.

    Tapi hukum alam berlaku kok.
    Sepengalaman saya juga, dulu lugu-lugunya dan seneng banget kalo bid saya diterima.
    Tapi setelah saya mulai ahli (bukan bermaksud sombong) dan mulai bergaji S coret ($),

    ada beberapa owner yang tampaknya ingin menggunakan jasa saya dengan harga yang miring.
    Namanya juga manusia, tawar menawar dong. Hehe tinggal sebut angka, trus tambahin deh
    sama simbol (mau $ atau Rp, terserah agan).

    Setuju juga dengan Om @appzone,

    kenapa ada motor harga 10jt dan motor 100an jt?
    jawabannya "ada harga ada kualitas"

    Kalau sudah pro, tidak ngebid juga nggak masalah kelihatannya.
    Rp 10 juta bisa didapat kalau:

    1. selesaikan 1 proyek dengan harga Rp 10 juta (kualitas) , atau
    2. selesaikan 10 proyek dengan harga Rp 1 juta (kuantitas).

    Berhubung pemilihan cara itu hak prerogatif masing-masing, susah juga untuk menghakimi
    prinsip yang bisa saja beda dengan kita.

    Yang jelas, keep bidding with your own ways,
    Saya setuju banget bahwa kalau tidak sreg, tidak usah bid,
    supaya tidak beban juga nantinya. Hehe.

    Cheers.

  15. Hallo salam kenal semuanya. Itulah sebabnya di luar sana saya terbiasa berperan sebagai Worker, tapi di sini alhamdulillah saya lebih memilih menjadi Project Owner. Dalam hal ini saya sependapat dengan juragan Admin5 karena saya melihat permasalah ini dari sudut pandang yang netral.

  16. Admin5

    6 Aug 2016 Administrator

    @widyadrianto Mulai hari Ini saya berfikir...

    Mungkin Kita "worker" harus Membayar agar bisa dapat project, dan Project Owner harus dibayar agar mau kasih project...

    "Nyogok" owner ya Om @widyadrianto? Worker emang dari awal udah berusaha "nyogok" owner kok, dengan cara yang legal yaitu menawarkan harga yang menarik dan menyakinkan owker bahwa worker skillnya cocok dan ahli untuk project tersebut :)

  17. Admin5

    6 Aug 2016 Administrator

    @javabika Setuju dengan Om @ayi.tito

    Tapi hukum alam berlaku kok.
    Sepengalaman saya juga, dulu lugu-lugunya dan seneng banget kalo bid saya diterima.
    Tapi setelah saya mulai ahli (bukan bermaksud sombong) dan mulai bergaji S coret ($),

    ada beberapa owner yang tampaknya ingin menggunakan jasa saya dengan harga yang miring.
    Namanya juga manusia, tawar menawar dong. Hehe tinggal sebut angka, trus tambahin deh
    sama simbol (mau $ atau Rp, terserah agan).

    Setuju juga dengan Om @appzone,

    Kalau sudah pro, tidak ngebid juga nggak masalah kelihatannya.
    Rp 10 juta bisa didapat kalau:

    1. selesaikan 1 proyek dengan harga Rp 10 juta (kualitas) , atau
    2. selesaikan 10 proyek dengan harga Rp 1 juta (kuantitas).

    Berhubung pemilihan cara itu hak prerogatif masing-masing, susah juga untuk menghakimi
    prinsip yang bisa saja beda dengan kita.

    Yang jelas, keep bidding with your own ways,
    Saya setuju banget bahwa kalau tidak sreg, tidak usah bid,
    supaya tidak beban juga nantinya. Hehe.

    Cheers.

    Mantep, Om Abi [jempol] :)

  18. Admin5

    6 Aug 2016 Administrator

    @jasaseo Hallo salam kenal semuanya. Itulah sebabnya di luar sana saya terbiasa berperan sebagai Worker, tapi di sini alhamdulillah saya lebih memilih menjadi Project Owner. Dalam hal ini saya sependapat dengan juragan Admin5 karena saya melihat permasalah ini dari sudut pandang yang netral.

    Terima kasih ya Om @jasaseo :)

    Bener juga ya logikanya: klo merasa nggak cocok dari worker (misal karena harga kerendahan), berarti klo jadi owner pasti cocok dong ya? :D

to reply!