• (022) 6902 1117

Nurul Wahidah (Noer_Wahidah)

 

 

Halo. Saya menggeluti dunia fotografi dan tulis-menulis sejak tahun 2015. Jika Anda butuh keperluan seputar itu, siapa tahu saya bisa membantu. Silakan kunjungi blog dan akun Instagram saya untuk melihat foto-foto dan tulisan-tulisan saya yang sudah dibuat.

Japanese Photography Microsoft Office Copywriter

  Hire Me
Make a Private Project


  Invite to Bid
Existing Projects


User Name: Noer_Wahidah
Account Type: Personal Account
Date Registered: 18/05/2019 12:39:39 WIB
Last Seen: 18/05/2019 15:08:38 WIB
Provinsi: Jawa Barat
Kabupaten: Kab. Bandung
Website: http://manuskrip-nurul.blogspot.com/ dan https://www.instagram.com/nunuu616/
Online Hours: 2.46
Projects Won: 0
Projects Completed: 0
Completion Rate-
Projects Arbitrated: 0
Arbitration Rate-
Current Projects: 0

Ratings & Rankings

As Worker
    
0.00/10.00
0 Point
No Ranking
0 Projects
As Owner
    
0.00/10.00
0 Point
No Ranking
0 Projects
As Seller
    
0.00/10.00
0 Point
No Ranking
0 Sales
As Affiliate
    
0.00/10.00
0 Point
No Ranking
0 Users

 

Services

 

No record found.

 

 

Products

 

No record found.

 

 

 

2017: Masih banyak kursi yang kosong Tuan. Mau di mana kita duduk? Aku tidak sabar memesan makanan dan menyantapnya bersamamu. Perutku pun sudah tak tahan minta diisi, oh lekaslah jawab tanyaku. Setelah makan nanti, aku telah menyiapkan sesuatu untukmu. Ini rahasia. Karenanya mari kita makan dulu. Nanti Tuan akan tahu sendiri apa sesuatu itu.

2017: Kau berhasil membuka jendelamu! Sekarang ruanganmu dibanjiri cahaya. Jangan khawatir, nanti dengan sendirinya kau akan benar-benar siap membuka pintumu hingga ia bisa masuk ke dalam duniamu.

2017: Secangkir kopi rindu untuk membuka hari. Diramu dari satu sendok kopi pahit membendung rasa, dua sendok gula manis perasaan berbunga, dan air hangat yang memadukan keduanya.

2017: Maka, tak ada satu hal pun yang abadi di kehidupan duniawi. Setiap ruh memiliki tanya sendiri pada Waktu. Namun, betapa Waktu menyimpan rapi setiap rahasianya.

2017: Kekasih, jangan kau lepas genggaman tanganku. Jika di antaramu atau aku mengendurkan, maka salah satu dari kita perlu mengeratkannya kembali. Mari menuju senja bersama. Lembayung jingga di langit terasa lebih nikmat bila kusaksikan berdua denganmu.

2017: Manusia itu berproses untuk segala hal. Berpikir adalah satu di antaranya.

2017: Pak Nyoman Nuarta sedang berkisah lewat patung ini. Judulnya Ku Yakin Sampai Di Sana. Bagaimana isi kisahnya? Datang dan simak saja langsung olehmu. Sepertinya kita memiliki kisahnya versi tersendiri.

2017: Hai adik-adik kecil. Biarpun kalian membelakangiku, biarkan aku menyampaikan ini.

Nikmati masa kanak-kanak kalian ya. Kuberitahu, betapa menyenangkannya berada di masa itu. Kalian bisa bebas bermain. Kalian juga bisa bebas berimajinasi. Oh tidak hanya itu, hati kalian masih penuh dengan cinta dan kasih. Kalian pastilah juga berlaku dengan jujur.

Hmm. Beranjak dewasa, semua itu perlahan berubah. Padatnya hari kerja membuat sekadar menghirup udara segar pun sulit, apalagi bermain. Hal-hal yang dipikirkan berorientasi pada realitas. Imajinasi seperti dipaksa henti. Cinta dan kasih lambat laun memudar seolah digerogoti zaman. Bertemu dengan orang yang berlaku jujur menjadi langka. Banyak orang yang berlaku demi kepentingan-kepentingan tertentu.

Aku tidak bermaksud menakut-nakuti kalian, adik-adik kecil. Sungguh. Hanya saja dunia orang dewasa nyaris seperti itu. Bagaimanapun kalian juga akan merasakannya nanti. Tetapi, selagi masa beranjak dewasa belum kalian masuki, sekali lagi, nikmati saja masa kanak-kanak ya! Beberapa orang dewasa malah ingin kembali ke masa itu.

Jadi, buatlah sebanyak mungkin kenangan indah; untuk disimpan di dalam benak dan untuk diingat sepanjang hayat.

2017: Lampion-lampion itu berkata, "Kusarankan padamu untuk datang ketika layar malam sudah membentang di langit. Karena pada saat itu, gelapnya memegahkan pesonaku. Auraku bersinar-sinar. Dan matamu akan berbinar-binar."

2017: Duduk. Perhatikan sekitar. Amati.
Begitupun, kita bisa disebut sedang belajar. Belajar tentang hal yang sedang terjadi. Belajar tentang hal yang tak tertuang dalam teks.

2017: Halo Tuan di dinding. Di balik kacamata hitammu, siapa sejatinya yang senantiasa kau tatap? Aku cukup tahu bahwa kacamata hitam itu hanyalah penyamaran. Agar segalanya tidak terlalu kentara.

Karena sepasang mata,
adalah jendela menuju sanubari.

2017: Bawa aku pulang. Ke tempat di mana aku bisa merebahkan sekujur tubuh dari letih sehari penuh.

2017: Katamu, kamu serasa kehilangan kemampuan untuk berjalan sendiri. Ah, semalam aku lupa mengatakan, aku justru terbiasa berjalan sendiri.

Kamu masih berupaya agar terbiasa lagi berjalan sendiri. Sementara aku sedang berupaya agar tak lagi berjalan sendiri.

Bagaimana kalau aku beritahumu untuk terbiasa berjalan sendiri dan kamu ajariku untuk tak berjalan sendiri? Cukup adil?

Sampai nanti kita bisa berjalan bersama, namun tak sampai lupa untuk berjalan sendiri-sendiri.

2017: Jika kau bertanya, siapa aku ini? Biar kujawab: aku, si tiang lampu jalanan bebas hambatan. Pernahkah kau bayangkan tiadanya aku di saban perjalananmu itu? Mesti kau melaju dalam gulita. Jadi, tolonglah satu-dua kali syukuri kehadiranku dan kawan-kawanku.

2017: Dibonceng Bapak bersepeda. Hendak pergi ke mana? Ikuti saja arah kayuh Bapak.

2017: Walaupun kehidupan ini tak hentinya berikan persoalan rumit, namun dia juga tak lupa untuk berikan keindahan warna. Ini hanya sebagian kecilnya dari warna-warni yang ditawarkan kehidupan.

2017: Ketika manusia berkeluh lelah, pada saat itu Tuhan jadikan tidur untuk istirahat.

2017: "Kemarilah. Datang padaku." kata Lautan.
Ia lalu memperdengarkan irama ombak di kotak ingatan, sebab aku tak di sana. Tak lupa satu lagu tentang riang tawa lepas.
.
"Tidakkah kau merinduku?" tanya Lautan.
.
"Aku akan mengikis sendumu lewat arus ombak yang silih berganti datang. Aku akan berikanmu kenyamanan berjejak di pasir pesisirku. Langit biru di atas pun akan tunjukkan padamu kelembutannya."
.
Satu garis senyum merekah.
Aku merindumu.
Sangat.

2017: Hari itu, gerimis jatuh menitikan air dari awan mendung. Tapi titik-titik kecilnya tak menghentikan kendaran-kendaraan yang berlalu-lalang di jalan. Mereka terus melaju, mengabaikan sekitarnya yang perlahan menjadi basah.

2017: Jangan takut. Aku yakin kau bisa melewatinya. Kau cukup menjadi berani. Oh aku tahu lorong koridor ini terkesan menyeramkan, tapi ini hanya tampak luarnya saja. Kau lihat titik terang di ujung lorong? Aku katakan sekali lagi padamu, sesuatu yang mengagumkan menunggumu di sana. Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Kesampingkan hal-hal yang buatmu meragu itu.

2017: Aku sudah tua dan renta. Tak lagi kuingat berapa umurku. Aku telah ditinggalkan. Oleh mereka yang dulu jadikanku persinggahan. Aku diabaikan, hingga tak ada lagi yang sudi datang.

2018: Ketika Tuhan sedang tersenyum, mengapa mereka justru saling berpaling?

2019: Di setiap jejak, ada bayangan yang tak akan hilang. Tak peduli, jejaknya masih beriringan denganmu atau telah berhenti di belakang.

2019: Beberapa detik sebelum Pak Sopir menginjak pedal gas.

 

 

 

No record found.

 

 

 

 

No record found.

 

 

 

Anda harus login terlebih dahulu untuk melihat data ini.

You must login first to see this data.

 

 


Live Chat