Usthur (Usthur)

SEKLUMIT PROFIL SAYA

Saya lahir 21 tahun silam tepatnya 14 Oktober 1996, saya lahir dari empat bersaudara, satu kakak perempuan, satu adik perempuan dan satu adik laki-laki. Berasal dari keluarga yang terbilang kurang mampu membuat saya lebih perihatin dari pada anak-anak seusia saya. Ayah saya hanya seorang petani biasa kerjanya hanya serabutan. Sedangkan ibu saya tak mempunyai pekerjaan yang menentu. Sewaktu saya masih sekolah, ayah dan ibu saya berlalu lalang mencari pekerjaan tak kenal lelah. Kebutuhan sekolah saya bersama kakak adik, belum lagi kebutuhan makan membuat orang tua sering menumpuk hutang meskipun dalam beberapa tempo dikembalikan. Pada saat masih sekolah, saya sering menjadi bintang kelas, meskipun kadang naik turun gara-gara bandel. Saya mengenal organisasi sejak 2012, melalui OSIS MA NU IBTIDAUL FALAH Dawe yang langsung diberi kepercayaan bagian koordinator seksi. Dua bulan kepengurusan saya langsung dimasukkan FORKAPIK kecamatan Dawe waktu itu saya masuk dalam keanggotaan departemen seni budaya. 

Saya lulus SMA masih berumur 16 tahun, dan pada saat itu masih mengemban amanat menjadi ketua IPNU desa Jurang selama 2013-2015. Tanggal 27 September 2015 saya memprakarsai terjadinya Acara pagelaran Aneh Bin Ajaib pertama dengan tajuk kesenian "panggung tanpa atap". Para musisi yang tergabung dalam grup " lentera tujuh nada" , serta pada sastrawan kecil dari yayasan darussalamah turut mengisi acara tersebut. Yang mana pada pagelaran berikutnya saya menjadi penulis skenario cerita yakni 24 Maret 2016 : Pagelaran Aneh Bin Ajaib season 2 wayang bayangan dalam judul "detektif cusnan", dilanjutkan pada 12 Desember 2016 dalam Pagelaran Aneh Bin Ajaib season 3 "Karikatur Semprul".

Tahun 2014, saya bersama mafatihul A'la, shofiya liana sari, Sista Nusroh, Abdullah Ash-shodiq mendirikan pelatihan kejurnalistikan dengan ditandai terbitnya bulletin Al-Ghuroba', buku "bukan sekedar tinta diatas kertas" kumpulan puisi yang saya tulis, serta terbit buku "Al-Qurnaini" yang saya tulis tentang pengetahuan keimanan. Dilanjutkan pada tahun 2015, mengirimkan personil peserta pramuka MI NU Al-Azhariyyah yang tergolong sekolah swasta, untuk ikut tampil dalam pesta siaga pertama kalinya karena persaingan ketat di tingkat kwartir ranting gebog. Pada tahun yang sama, saya juga ikut berkecimuk dalam membina dan meresmikan gugus depan teritorial 5 dan 6 bersama Dr. Tris Sudiartono, Kakak Setyanto, Kakak Dadang, kakak Puji, Kakak Purwaningsih, dll. 

Dalam Hal Kepariwisataan,  bersama dengan pengurus Karang Taruna Desa Jurang. Wahyul Huda selaku Ketua, saya selaku sekretaris, Rudy Setyawan, Idut, Jolodong dan adyt, munif, fatah, inul, ageng, azka , dkk memulai untuk melaksanakan susur sungai pada tanggal 05 Maret 2017. Meskipun pada waktu itu pengurus Karang Taruna belum terlantik resmi namun gebrakan mulai menggetarkan. Berhubung kondisi sungai yang disusuri tercemar sampah, 26 Maret 2017 mengadakan bersih sungai yang terpusat pada sungai dibawah jembatan penghubung jurang dan dawe. Kegiatan ini menjadi cikal bakal berdirinya river tubing Desa Jurang, beberapa wisatawan lokal mulai berdatangan merasakan sensasi arum jeram menggunakan ban dalam fuso, kondisi menantang yang diapit tebing curam menjadi sensasi tersendiri.

Prakarsa kesenian melalui "Deklarasi Kesenian" pada tanggal 12 Maret 2017, saya yang waktu itu menjadi bendahara PAC IPNU kecamatan Gebog bersama Anggar, Ropiq dan kawan-kawan teater sembilan mulai mengenalkan tentang nikmatnya berseni. Empat hari sebelumnya, 08 Maret 2018 saya bersama pengurus karang taruna mendirikan Teater Gatanx atas usulan Wahyul Huda dan Rudy Setyawan saya ditunjuk menjadi lurah teater tersebut. Guna menunjukkan ekstensi para seniman muda, 16 Mei 2017 tampil dalam Visualisasi Dandangan bersama para teater se-kabupaten Kudus, dilanjut tanggal 06 Juni 2017, selaku lurah teater membuat acara AIU BUDAYA sekalian buka bersama. 

Pada tahun 2018 ini, saya mendapat amanah memimpin pelajar se-kecamatan Gebog selama 2018-2020. Amanah itu mulai membuahkan pengerahan massa dalam tafakkur budaya 25 Februari 2018. Pada bulan selanjutnya bersama komunitas seni Swatantu, saya yang menjadi sekretaris komunitas tersebut mulai mengagendakan pertemuan bulanan para seniman dalam konsep acara STUPA, acara tersebut digelar setiap hari sabtu pahing dengan berpindah lokasi setiap bulannya. Berkat acara-acara tersebut komunitas kami tahun ini mendapat panggilan dari 

Tugas yang masih saya emban dalam tahun ini mulai bertambah berat setelah malam awal bulan ramadlon kemarin tepatnya 16 Mei 2018 dijadikan sebagai ketua HAMMBAMU (Himpunan Anak Muda Masjid Baitul Muttaqin) organisasi sejenis remaja masjid. Meskipun bertumpuk-tumpuk tugas tapi pembagian waktu menjadi PR sendiri bagi saya, selain itu tanggung jawab diri dan keluarga untuk bekerja juga tak kalah penting. Organisasi melatih jiwa untuk bersosial tinggi, memimpin diri, mencari jati diri, sehingga diri sendiri bermanfaat bagi orang lain. Akan percuma saja jika hidup ini tak pernah berguna atau bermanfaat bagi orang lain.