Ini adalah pertanyaan yang sangat penting, dan herannya setahu kami hampir tidak ada yang secara rutin dan konsisten mengajukannya.
Ketika teman-teman selesai mengerjakan project ataupun service, pertanyaan sakral dan maha penting yang perlu teman-teman tanyakan kepada sang project owner atau kepada sang pembeli service adalah:
"Ada yang bisa saya bantu kerjakan lagi sehingga saya layak medapatkan rating 5 bintang alias nilai 10 (sempurna) dari Bapak/Ibu?"
Teman-teman mungkin tidak menyadari pentingnya mengajukan pertanyaan ini, tapi mari kita mempertimbangkan beberapa fakta ini:
- Sebagian project owner TIDAK MENYADARI bahwa jika puas dengan hasil kerja teman-teman, nilai yang perlu diberikan adalah 5 bintang alias 10 point reputasi.
Ini aneh tapi nyata, kenyataannya beberapa kali kami melihat project owner memberikan point reputasi 6 atau 7 (dari total 10) dan feedback semacam: "puas banget dah ama agan satu ini. Hasilnya kerjanya luar biasa."
WHATTTTT?
"Puas banget dan hasil kerja luar biasa" tapi cuman memberikan rating 7 of 10?
Kenapa?
Mana ketehe!?!
Bahkan seharusnya teman-teman berduka jika hanya diberikan rating 8 alias 4 bintang. Rating sembilan pun... hmm.... tetap jelas teman-teman perlu mengejar rating 10. - Teman-teman perlu membangun reputasi digital
Jika seseorang mencari informasi tentang teman-teman dengan cara mengetikan nama teman-teman di mesin pencari Google, reputasi teman-teman di Projects.co.id akan muncul di halaman 1 atau halaman 2 hasil pencarian.
Jika saya adalah seorang project owner yang --katakanlah-- sedang mencari web developer dengan budget Rp 200jt dan mendapati kenyataan bahwa worker/freelancer yang ingin saya hire memiliki catatan pernah diarbitrase (dan memiliki rating buruk) untuk project web development senilai Rp 20jt, tidak perlu untuk menjadi seorang professor untuk mengetahui bahwa saya akan mencari web developer lain.
Jika seseorang tidak bertanggung-jawab mengerjakan hal-hal kecil, bagaimana ia dapat bertanggung-jawab untuk hal-hal besar?
Saya jadi teringat salah satu bagian di buku favorit saya, Think Face Black Heart (Mental Baja Pantang Menyerah) yang ditulis oleh seorang wanita luar biasa, Chin-Ning Chu. Ia bercerita bahwa pada suatu kesempatan ia bekerja di dapur umum. Ketika ia sedang melakukan tugasnya, ia dihampiri oleh seorang wanita yang mengatakan betapa beruntungnya dia (Chin-Ning Chu) karena ia dibayar sekian ribu dollar hanya untuk bekerja beberapa jam, sementara wanita ini harus bekerja keras dalam jangka waktu yang panjang hanya untuk memperoleh penghasilan minimal.
Pertanyaan yang ditanyakan wanita ini adalah: "Bagaimana saya dapat menjadi seperti Anda? Bagaimana saya dapat memiliki penghasilan seperti Anda?"
Teman-teman mungkin tidak menduga jawaban Chin-Ning Chu, sang wanita luar biasa ini: "caranya adalah belajarlah memotong bawang dengan baik..."
Apa? Memotong bawang? Bagaimana mungkin ini berhubungan?
Di dapur umum tersebut, wanita ini mendapatkan tugas memotong bawang. Entah karena terpaksa, merasa pekerjaan tersebut kecil dan tidak terhormat, ia melakukannya dengan asal-asalan dan kesal.
Siapapun yang melihat itu akan mengetahui betapa rendah kualitas hasil kerjanya dan tidak akan mau memberikan pekerjaan atau tanggung-jawab yang lebih besar untuk dirinya.
Jika memotong bawang saja tidak becus dengan attitude yang buruk pulak, siapa yang mau (dan berani) memberikan tugas dan pekerjaan yang lebih besar?
Mari teman-teman, kita jangan seperti wanita itu. Mari kita membangun reputasi digital kita yang tidak tercela. Mari bangun digital footprint sempurna. Tunjukan halaman profil teman-teman di Projects.co.id yang berisi rating-rating nyaris sempurna kepada teman, kolega dan keluarga teman-teman sekalian.
Jika ada yang lebih berharga daripada emas, itu adalah reputasi. Dan di jaman digital seperti ini, reputasi digital kita is what really count.
Untuk kesuksesan kita semua.
P.S. saya tidak ingat persisnya apa tugas wanita tersebut di dapur umum itu, tapi seingat saya memang memotong bawang sih :P