Cerita ini menceritakan tentang pelajaran hidup
524 3 2
by Purnamasari0001
Cerita ini menguak dari kisah nyata kucing yang malang meskipun ia tak bersalah namun orang memperlakukannya seperti sesuatu yang sangat menjijikan dan enggan untuk dilihat.
Waktu itu saya dan teman saya sedang pulang sekolah, di jalan tempat dekat rumah teman saya, Saya melihat kucing keluar dari sebuah rumah kecil, ternyata dibelakangnya ada seorang ibu-ibu yang membawa sapu dan ingin memukulnya dan mengusirnya pergi. Yang saya lihat adalah kaki kucing itu terpincang-pincang, seperti ia merasakan sakit sekali di kakinya. Ia tetap berlari karena takut Terpukul ibu itu. Pertama saya hanya mendiamkan saja saya pikir kucing itu, sudah mengambil ikan, atau makanan lain dari Dapur Ibu itu. Saya terus berjalan ke rumah saya. keesokan harinya melewati jalan yang sama itu lagi, saya melihat kucing itu sedang berada di kandang ayam, karena diketahui oleh peternak, kucing itu lalu diguyur air, seluruh badannya pun basah. Ia lalu merangkak jalan keluar dari kandang itu. Saya merasa Iba, tapi saya pikir lagi, mungkin, kalau kucing itu sendiri, Ingin mencuri ayam itu untuk dimakannya. Saya melanjutkan pulang ke rumah. Dan keesokan harinya, lagi Saya penasaran. Apakah kucing itu akan berbuat sesuatu lagi yang akan membuat marah orang-orang dekat ia tinggal. Dengan penasaran saya melewati jalan yang sama lagi, saya melihat ada sesuatu yang aneh. Saya tidak melihat kucing itu, saya berfikir, mungkin saja kucing itu sedang mencari makan di tempat yang lain. Lalu saya melanjutkan pulang ke rumah. Keesokan harinya lagi, saya pulang bersama teman saya, saya lalu berkata "Eh Put, kamu tau gak kucing yang selalu kita lihat itu? kok, gak ada ya sekarang? "teman saya Putri pun menjawab "Pur, saya kemarin melihat dia ada di sebuah warung makanan. Mungkin saja dia mencari makan disana, karena saya sangat penasaran dengan kucing, itu saya bertanya kepada Putri "Put, kamu tahu warung itu dimana?" Putri pun menjawab "Ya tentu, itu disebelah samping Gang, yang biasa kita beli es teh!" " kita kesana yuk!" ajakku, "mau ngapain?" tanya Putri heran, "ya nggak papa, aku pengen beli es teh aja ." jawabku "Oh, ya udah! ayo !"Putri setuju. Kamipun pergi ke warung samping Gang itu. Sebelum kami mendekati warung itu, saya sudah melihat kucing itu, dan ternyata dia memang sedang mencari makan di dekat tong sampah pembuangan sisa sisa makanan warung itu. Saya kemudian pergi ke warung itu untuk membeli es teh, Saya melihat kucing itu, setelah kenyang. Iya lalu mendekati para pembeli di warung itu, dan apa yang terjadi mereka tidak menerima kucing itu. Karena kucing itu terdapat koreng - koreng, yang bahkan sangat tebal sekali ,yang membuat mereka jijik ,dan enggan melihat dia, kucing itu malah ditendang dan bahkan, yang paling tragis nya lagi ia di ludahi ,seperti dia tidak ada harganya sama sekali di dunia ini. Yang membuat saya sedih, kucing ini hanya terdiam, lalu pergi sambil menundukkan kepalanya. Saya merasa kasihan sekali, saya lihat dia mengorek ngorek sampah ,tapi dia hanya menemukan sepotong tulang kecil lalu berjalan perlahan, saya membeli nasi dengan sepotong ayam kecil, kuikuti kemana kucing itu akan pergi. Ternyata dia pergi ke sebuah kubangan kecil untuk minum. Mungkin selama ini dia hanya meredakan rasa laparnya dengan minum air saja, atau memakan sampah-sampah sisa orang-orang itu makan. Aku mendekatinya, merasa jijik sejenak, tapi karena aku kasihan aku pun memberanikan diriku untuk mendekat kan diri ku ke kucing itu.aku tersenyum kepada kucing itu. Kubuka nasi yang kubawa dari warung itu, sungguh reaksinya seperti meneteskan air mata, seperti tidak pernah melihat makanan seperti itu. Kulihat ia makan dengan lahap sekali, aku merasa senang, ketika aku seperti melihat kebahagiaan muncul dari matanya. Iya lalu mendekatiku mengelus-ngelus kakiku, dengan kepalanya yang kecil dan penuh koreng itu. Aku pun sedikit menyukai kucing itu, lalu aku berjanji kepada kucing itu. Setiap hari aku akan datang untuk memberi dia makan. Walaupun yang aku beri itu hanyalah nasi dan ikan asin. aku pun pulang, kucing itu mengikutiku dari belakang, aku merasa iba, tapi aku tidak bisa membawanya pulang, karena aku memiliki adik bayi. Dan kata ibuku, adik bayi aku bisa sakit jika dekat-dekat dengan sesuatu yang berbulu, seperti kucing, anjing ,dan lain-lainnya. Aku lalu menggendong kucing itu sebentar. Meskipun menggunakan plastik putih kecil, untuk membuat batasan agar tanganku tidak tersentuh oleh koreng kucing itu, Lalu kuletakkan lagi kucing itu, sambil aku berkata "Percayalah, aku pasti akan datang lagi!" aku lalu berlari pulang ke rumah. Keesokan harinya lagi, sebelum berangkat sekolah, aku mengambil sedikit uang yang selama ini aku tabung. Aku harap sedikit uang ini akan menjadi berkah untuk kucing itu.
Lalu aku berangkat ke sekolah. Pulang sekolah aku melewati gang yang sama lagi, aku lalu menuju ke warung itu lagi membeli sebungkus nasi, tapi aku tidak bisa membeli ayam lagi. Aku hanya memberikannya sebungkus nasi dengan ikan asin. Aku harap dia suka setelah aku membelinya, aku selalu mencari-cari kemana kucing itu . Sungguh Aku mencari kucing itu kemana-mana tapi, aku tidak menemukannya. Lalu Saat aku berjalan di dekat Gang itu ternyata ada sebuah kandang anak anjing. Aku melihat kucing itu ada. Disana entah apa yang akan dia perbuatnya, rasanya aku ingin mengambil kucing itu, tapi aku sangat takut dengan anjing, yang aku hanya bisa berbuat adalah menunggu apa yang akan dilakukan kucing itu. Tapi ada yang aneh. Kucing itu mendekat ke anak anjing itu. aku menarik panjang nafasku. Aku melihat dan berkata "Untunglah anak anjing itu sedang tertidur,". Tapi ada yang aneh, Kucing itu memain-mainkan ekor anjing itu. Lalu mengendus-ngendus pundak anjing itu. "Apa yang diperbuat dia, bisa membangunkan anak anjing itu!" gumamku sangat kesal. Ternyata, Anjing itu terbangun dari tidurnya. Lalu ada geraman kuat dari Anjing itu. Aku semakin takut, "Bagaimana kalau kucing itu terluka ?"ternyata Anjing itu lalu menerkam kucing itu. Dia menggigit kakinya, tangannya, Aku tidak tahan lalu aku melempar batu ke arah anjing itu. Aku berhasil mengusir anjing itu. Dengan rasa sedih dan penyesalan Kenapa tidak aku lakukan dari tadi agar kucing ini tidak terluka. lalu aku dekati kucing itu. Aku melihat kucing itu, darah di mana-mana, kulihat kucing yang tergeletak lemas lalu aku mengangkatnya. Aku lalu berkata "bangunlah, Aku sudah membawakan makanan untukmu,namun tak ada hasil ,sedih?ya!hanya rasa itu yang aku rasakan saat itu! Lalu kucing itu merangkak berjalan kearahku, kucing itu lalu mengendus-endus kakiku, kuletakkan tanganku di atas kepalanya. Yang membuatku sangat sedih, kucing itu mati di atas telapak tanganku! Aku sangat sedih aku lalu berfikir sejenak,
" sungguh sempurna kucing ini meski fisik yang ia miliki tak sesempurna yang kita miliki, namun disaat nafas terakhirnya dia tidak mau apa-apa, yang ia inginkan hanyalah satu, kasih sayang! Cuma itu saja yang ia inginkan. +
Terima kasih sudah mau membaca kisahku ini. Di dalam kisahku ini, hanya satu saja pesan : Tolong!!! Kita ini sama-sama Makhluk Tuhan. Setiap makhluk tuhan mempunyai hati. Mungkin jika dibandingkan dengan saya, Kucing itu lebih sempurna dari saya!
Tolong bagi yang tidak suka binatang, tolong!!! lebih baik kalian menjauh dari mereka, tapi jangan sakiti mereka. sesungguhnya binatang-binatang itu hanya mencari perhatian dari kita, yang mereka inginkan hanya satu kasih sayang dari kita semua........!!!!!!