Anak Kucing Yang Hilang
Aku seekor ibu kucing dengan empat anak kucing. Menjalani takdirku sebagai seekor kucing. Mengais makanan kesana-kemari bagai seorang pengemis. Kadang mendapat sumpah serapah manusia, tendangan kaki mereka yang tak berperasaan atau lemparan balok kayu yang melayang karena kemarahan. Dan aku, tak pernah menyalahkan takdir yang telah Tuhan tetapkan untukku.
Senja masih bergelayut di pelataran tempat tinggalku, saat beberapa bulan yang lalu aku kehilangan anak ketigaku. Kucing belang hitam yang malang ia mati karna kelaparan dan aku tahu ini semua karna salahku yang terlalu egois memikirkan perutku sendiri. Sebagai seorang ibu seharusnya aku tak pergi meninggalkan anak-anakku yang baru lahir terlalu lama. Karena mereka masih membutuhkan air susuku. Tapi aku terlalu rakus, karena ingin kenyang sepanjang waktu aku meninggalkan mereka sendiri jauh tanpa bisa mereka jangkau. Dan saat aku kembali ku temukan jasad si belang hitam. Kaku dan membiru di kelilingi ke tiga saudaranya. Dan ketika rasa sedih itu masih menyelimuti hari-hariku kini aku harus kehilangan anak keempatku si belang coklat yang hilang entah kemana.
Masih terekam jelas dalam memoriku hari terakhir diriku bersama si belang coklat. Kami berjalan bersama beriringan mengitari pasar-pasar yang sudah lengang. Semenjak kematian anak ketigaku aku tak ingin meninggalkan anak-anakku lagi terlalu lama. Jadi semenjak itu kuputaskan jika hendak pergi mencari makan di tempat yang jauh aku harus membawa ke tiga anakku yang masih tersisa. Walau kadang hatiku tak tega melihat anak-anakku yang masih kecil harus berjalan jauh kesana-kemari, melihat mereka kepayahan atau kesulitan menempuh medan terjal yang masih sangat asing bagi mereka. Tapi aku sungguh tak ingin kehilangan mereka lagi. Saat kami berteduh di sebuah emperan toko, beberapa jam kemudian ku lihat seorang laki-laki memasukan sampah kesubuah tong sampah yang tak terlalu besar dan mudah kami jangkau. Tanpa pikir panjang aku berlari menghampirinya. Ku biarkan anak-anakku yang masih kelelahan berbaring di emperan sana. Dengan semangat membara aku mengais tong sampah itu. Ku temukan bau ikan tongkol yang menyengat. Terus ku cari dan aku ingin sekali memberikan ikan tongkol itu sebagai penghibur rasa lelah anak-anakku.
Lima belas menit kemudian aku kembali ke emperan toko dengan wajah riang gembira membawa tiga kepala tongkol yang masih segar. Sungguh itu sangatlah cukup untuk membuat anak-anakku bahagia. Tapi tiba-tiba bibirku kelu, ku lihat hanya ada dua anakku yang tersisa. Kemana si belang coklat aku terus bergumam dalam hati. Ku tanya kepada anak pertamaku dan keduaku. Mereka bilang adik mereka yang paling kecil pergi sebentar melihat-lihat pemandangan di sekitar pasar. Karena rasa khawatirku kuputuskan mencari si belang coklat seorang diri. Mengitari sudut-demi sudut pasar yang tak lagi berpenghuni. Hanya ada bau sampah dan sayuran busuk membaur dengan cuaca siang yang terik,” ah... kemana si belang coklat aku semakin khawatir”.
Matahari mulai tenggelam ke peraduannya dan ku dengar samar-samar suara kelelawar keluar dari sarang-sarangnya. Tapi si belang coklat tak kunjung aku temukan.” Oh tuhan, kemana gerangan perginya anak terakhirku itu”. Aku terus mengeong-ngeong kesana-kemari seperti kucing yang gila. Ku tanyakan kepada setiap kucing yang kutemui di jalanan apakah mereka melihat anakku. Anakku si kucing perempuan yang paling lucu dan menggemaskan matanya jernih dan bulunya paling halus dari seluruh anak-anakku. Akankah dia mati kelaparan seperti anak ketigaku. Ataukah dia mati terlindas truk besar. Atau jangan-jangan dia diculik manusia gila yang benci dengan kucing. Bagaimana kalau dia dimasukan karung dan dibuang entah kemana karena dia terus mengganggu manusia. Bagaimana ini, aku benar-benar takut membayangkan hal yang buruk yang bisa terjadi padanya.
Beribu purna telah kulalui, namun tak kunjung ku temukan anakku yang paling kusayangi. Hanya doa-doa tulus berbaur dengan tangis air mata yang bisa kupanjatkan agar kebahagiaan dan keselamatan selau ada dalam kehidupan anakku yang hilang. Tuhan kuharap engkau takdirkan si belang coklat dengan nasib yang baik. Semoga ia bertemu dengan manusia yang baik yang merawatnya penuh kasih dan memperlakukannya dengan adil sebagai ciptaan Tuhan. Namun jika ia hidup seorang diri di jalanan sana semoga Engkau pertemukan dia dengan kawan-kawan kucing yang baik. Yang mampu menjadi kawan berbaginya dalam suka maupun duka. Jika ia tersesat tak tahu arah bimbing ia agar bisa tangguh menjalani hidup dan tumbuh besar menjadi kucing yang kuat dan bisa mempertahankan diri dari musuh-musuhnya. Selayaknya seorang ibu selalu akan ada cinta dan doa bagi anak-anaknya dimanapun mereka berada. Tak peduli jasad berpisah tak perduli alam telah berbeda selalu akan ada di dalam hati.
Dengan keterangan
Durasi tiap video minimal 8 menit dan boleh lebih. video dari anda saran video bisa ambil dari instagram atau facebook asal tidak melanggar hak cipta
Memberikan Background Music Yang Bebas Copyright
Voice Over dari anda suara manusia asli bukan dari suara robot google
Subtitle / teks sesuai suara yg diucapkan
Syarat tidak boleh melanggar ketentuan Youtube
posisi video landscape full layar
Diutamakan bagi yang sudah lulus smk atau fresh graduate atau bagi kamu yang sedang kuliah dan ingin mencari pekerjaan sampingan atau yang sedang mencari pengalaman multimedia di industri entertaiment boleh banget...
Ini project jangka panjang dan berkelanjutan apabila pekerjaan ini bagus kedepan akan langganan order sekitar 200 video lagi tentang kucing dengan tema yang sudah saya siapkan.terima kasih atas perhatiannya silahkan bid